Oleh : Filza Fitriadhi
Mohammad Ayyash ialah seorang
bocah Gaza pencipta masker Anti gas air mata yang menjadi sorotan dan menjadi
symbol perlawanan rakyat Palestina terhadap Israel. Bocah ini usianya masih
belia yaitu 9 tahun. Ia adalah salah satu dari ratusan anak Palestina yang
turut serta dalam aksi damai “Al – Awdah” ke-42 atau #greatreturnmarch yang merupakan aksi kecaman
atas pendudukan zionis Israel di Palestina.
Ia terkenal dengan idenya
yaitu membuat topeng gas air mata. Ide pembuatannya didapat dari ayahnya yang
selalu bercerita tentang kisah “the onion mask” (topeng bawang). Dengan
menggunakan masker yang menutupi wajahnya dan setangkai daun bawang untuk
melindungi dirinya dari efek gas air mata yang dilesakkan dari selongsong panas
aparat zionis Israel.
Mohammad Ayyash menjadi garda
terdepan dari ribuan massa aksi di dekat perbatasan Gaza-Israel. Dengan
tekadnya yang kuat dan tanpa rasa takut, dirinya siap bertahan selama 6 pekan
kedepan atau hingga 15 Mei yang ditandai sebagai hari Nakbah. Hari Nakbah ini
merupakan hari peringatan tahunan untuk pengusiran bangsa Palestina yang
mendorong terbentuknya Israel pada tahun 1948.
Ia melakukan hal tersebut,
tujuannya hanya satu. Yaitu merebut kembali tanah dan temmpat tinggal kakek
neneknya beserta keluarganya yang saat ini mengungsi di kamp Maghazi, pusat
Jalur Gaza. Karena keberanian dan masker uniknya ini, dirinya dianugerahi
sebagai symbol perlawanan bagi banyak orang Palestina.
Konflik Israel-Palestina ini
bukanlah konflik dua sisi yang sederhana. Seolah-olah bangsa Israel memiliki
satu pandangan yang samam, sementara seluruh bangsa Palestina memiliki
pandangan sebaliknya. Selama ini telah terjadi konflik yang penuh kekerasan,
dengan berbagai tingkat intensitasnya dan konflik gagasan, tujuan dan
prinsi-prinsip yang berada di balik semuanya.