Monday, April 16, 2018

Media Cetak di Era Digital

Oleh: Diah Ayu Marantika

Semua tahu, jika baca koran adalah baca berita hari kemarin. Sehingga muncullah media online yang jadi sedikit juru selamat. Meski tak sepenuhnya. Tapi tak bisa dipungkiri di era digital ini, minat baca konsumen menuntut berita terhangat. Yang 'baru saja' terjadi bahkan jika perlu up to date per detiknya.


Merubah koran menjadi media online seluruhnya juga tidak mungkin. Media online bisa berdiri tanpa banyak unsur alias sedikit crew. Sementara mau dikemanakan nasib pekerja pers cetak ini? Mau dikemanakan sarana produksinya? Di Indonesia mungkin terus mencari jalan keluar. Tapi diluar, ambil contoh pers di Australia, yang salah satunya mulai menghilangkan peran Jurnalis Foto. Jurnalis Tulis cukup dibekali Iphone saja, sudah sekalian merangkap jurnalis foto.

Jika dilihat dari profil pembaca, media cetak di Indonesia cenderung dikonsumsi oleh konsumen dari rentang usia 20-49 tahun (74 persen), memilki pekerjaan sebagai karyawan (32 persen) dan mayoritas pembacanya berasal dari kelas atas (54 persen).Ini menunjukkan bahwa pembaca media cetak masih produktif dan dari kalangan yang mapan. Pembaca media cetak juga merupakan pembuat keputusan dalam rumah tangga untuk membeli sebuah produk (36 persen). Membaca buku adalah salah satu hobi dari konsumen media cetak. Selain membaca, mereka juga lebih cenderung menyukai traveling. Sebanyak tiga dari empat pembaca media cetak mengakui tidak keberatan saat melihat iklan karena iklan adalah salah satu cara untuk mengetahui produk baru.

Sebanyak 65 persen pembaca media cetak mengakses internet melalui smartphone dan menghabiskan waktu dengan internet hampir 3 jam setiap harinya. Kepembacaan melalui internet atau digital juga cukup tinggi. Menurut data Nielsen Consumer and Media View, sampai dengan kuartal ketiga 2017, jumlah pembaca versi digital mencapai 6 juta orang dengan penetrasi sebesar 11 persen.

Lalu bagaimana nasib jurnalis di Indonesia?

Fenomena banyaknya Media cetak saat ini dihadapi dengan konvergensi media, seperti banyaknya media online yang dapat diakses dengan mudah dan dianggap mampu memenuhi kebuthan masyarakat akan informasi dari media cetak maupun elektronik dalam satu media yang disebut dengan konvergensi media.

Banyak yang diantaranya banting setir jadi pengusaha. Membuka bidang usaha yang tak lekang oleh globalisasi. Yang juga dibutuhkan setiap orang. Banyak juga yang berhasil mendirikan media sendiri, tentunya berbasis online. Di era digital ini, Online adalah harga mati. Itu jalan terbaik dibanding menggantungkan nasib yang kian tak menentu.

Lalu, bagaimana nasib dari surat kabar

Surat kabar yang terus beredar dipasaran yang hanya bisa dibeli dan dinikmati oleh masyarakat paling cepat setiap 24 jam sekali. Meskipun ditengah terjang era konvergensi media pada saat ini, dizaman yang menuntut untuk segala akses yang mudah dan praktis. Ternyata media cetak tetap mampu menahan eksistensi nya dikalangan masyarakat. banyak faktor dan pengaruh yang menjadikan media cetak tetap beratahan dipasaran sampai saat ini.

Dalam mendapatkan informasi, seorang pencari informasi atau pembaca haruslah mampu dan mendapatkan informasi yang setepat tepat dan akurat serta menjung profesionalitas, hal itu yang selalu menjadi priritas mengalahkan akses instant dan tekhnologi canggih sekalipun. Seperti contoh berita dalam sexual media massa kriteria berita yang baik
1.       Kejujuran: Apa yang dimuat dalam berita harus merupakan fakta yang benar-benar terjadi. Wartawan tidak boleh memasukkan fiksi ke dalam berita.
2.       Kecermatan: Berita harus benar-benar seperti kenyataannya dan ditulis dengan tepat. Seluruh pernyataan tentang fakta maupun opini harus disebutkan sumbernya.
3.       Keseimbangan: Agar berita seimbang harus diperhatikan: Tampilkan fakta dari masalah pokok, jangan memuat informasi yang tidak relevan, jangan menyesatkan atau menipu khalayak, jangan memasukkan emosi atau pendapat ke dalam berita tetapi ditulis seakan-akan sebagai fakta, tampilkan semua sudut pandang yang relevan dari masalah yang diberitakan jangan gunakan pendapat editorial
4.       Kelengkapan dan kejelasan: Berita yang lengkap adalah berita yang memuat jawaban atas pertanyaan who, what, why, when, where, dan how.
5.       Keringkasan: Tulisan harus ringkas namun tetap jelas yaitu memuat semua informasi penting.

      Akhirnya memang saat ini media cetak sedang ditantang keberadaan dan eksistensi nya di era konvergensi media saat ini, selanjuntnya bagaimana media cetak tersebut dapat tetap mempertahankan apa yang menjadi nilai plus dari media cetak tersebut yang tidak bisa didapatkan masyarakat pada tekhnologi canggih sekalipun di era yang tekhnologi nya sudah canggih seperti ini. Di masa depan mu tantangan media cetak akan semakin besar dengan terus bertambahnya inovasi inovasi terbaru yang akan menjadi primadona dan pembantu masyarakat terutama membantu masyarakat dalam bidang media massa dan informasi.

Namun jika media cetak pun dapat tetap mepertahankan keutamaan informasi dan profesionalitas maka media cetak pun senantiasa akan selalu hadir dan eksis ditengah masyarakat.