Monday, April 9, 2018

Angs Circle Menggelar Diskusi Dan Nonton Bareng

Oleh : Dito Anshori


Komunitas Angs Circle menggelar diskusi dan nonton bareng taxi driver di Aula student center UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Sabtu (31/03/2018). Diskusi sendiri bertemakan tentang Militerisme.


Komunitas Angs Circle menggelar diskusi dan nonton bareng film Taxi driver di aula student center UIN Sunan Gunung Djati, Bandung. Pemateri dalam diskusi ini di isi oleh Ketua Aji Bandung, Iqbal Tawakal dan F sedar, Sherr Rin. Dalam diskusi ini komunitas angs circle membahas tentang militerisme di kampus ini.

Ketua pelaksana, Abdul Hamid memberikan alasan mengapa memilih film taxi driver karena berkaitan dengan militerisme yang ada di gwangju. Hamid menjelaskan dalam diskusi ini, komunitasnya ingin mengajak mahasiswa untuk berdiskusi tentang militerisme.
“karena jarang membahas militerisme, khususnya di kampus UIN dan kebetulan ada film taxi driver yang menceritakan konflik militer di Gwangju.” Ujaranya.

Film ini menceritakan kisah pahit kediktatoran militer yang terjadi di Gwangju pada bulan Mei tahun 1980. Ratusan penduduk dibunuh, dan mereka yang melakukan aksi protes langsung ditindak dengan kejam. Namun penulis dan sutradara film ini menceritakan sejarah naas tersebut dari sisi seorang supir taksi yang berasal dari Seoul dan mengemasnya dengan sangat apik sehingga peristiwa kelam tersebut dapat diceritakan kepada generasi muda dengan cara yang hangat dan menyentuh hati.

Kim Man Seob yang diperankan Song Kang Ho seorang supir taksi Seoul yang mengalami kesulitan keuangan. Ia tidak mampu membayar biaya sewa rumah yang ditempatinya. Istrinya telah meninggal karena menderita sebuah penyakit dan ia hanya hidup bersama dengan anak perempuannya yang berusia 11 tahun. Karena kondisi ekonomi mereka, Kim 
Man Seob bahkan tidak dapat membelikan sepatu baru untuk anaknya.

Jurgen Hinzpeter diperankan Thomas Kretschmann seorang reporter yang berasal dari Jerman yang telah bertahun-tahun bertugas di Jepang hingga ia telah merasa jenuh. Saat ia mendengar bahwa terdapat sebuah aksi protes dan junta militer di Gwangju, tanpa pikir panjang ia langsung berangkat ke Korea untuk meliput peristiwa bersejarah tersebut.

Dalam perjalanan mengantarkan Jurgen Hinzpeter ke Gwangju, seluruh akses jalan menuju Gwangju telah diblokade oleh pasukan tentara. Namun karena iming-iming bayaran mahal, maka ia mencari segala cara untuk bisa mengantar Jurgen Hinzpeter sampai ke tujuan dan kemudian kembali lagi ke Seoul pada malam harinya.

Kondisi Gwangju pada hari itu cukup berbahaya. Semua jalan diblokade, sambungan telepon diputus, aksi protes masyarakat dibungkam dengan sadis, dan wartawan tidak dibiarkan untuk memberitakan apa yang saat itu sedang terjadi disana. Sesampai di Gwangju, Hinzpeter langsung bertemu dengan rombongan mahasiswa yang akan melaksanakan aksi protes.

Petualangan Hinzpeter untuk meliput aksi junta militer dan aksi protes tersebut akhirnya dimulai. Ia lalu menjadi buronan pemerintah setempat dan terancam dibunuh karena aksinya meliput keadaan di Gwangju. Gu Jae Shik yang ikut membantu Hinzpeter berhasil ditangkap oleh tentara berbaju preman dan dibunuh.

Karena taksi Kim Man Seob mogok, mereka terpaksa menginap di Gwangju. Hwang Tae Sool berbaik hati mengajak mereka untuk menginap dirumahnya. Namun Kim Man Seob terus teringat pada anaknya yang sendirian dirumah. Ia merasa bahwa ini semua adalah keputusan yang salah. Pada saat subuh, Kim Man Seob pergi meninggalkan Gwangju dan Hinzpeter. Ia ingin selamat dan bisa kembali menemui anaknya.

Dalam perjalanan, ia mengalami pergolakan batin, ia ingin pulang, namun di satu sisi ia tidak bisa meninggalkan Hinzpeter terancam dibunuh di Gwangju. Hati nuraninya lalu berkata bahwa ia harus kembali ke Gwangju untuk menyelamatkan Hinzpeter agar berita tentang kondisi di Gwangju dapat disiarkan ke seluruh penjuru dunia.

Para penonton dan peserta memberikan apresiasi terhadap film ini. Bagi Abdul Hamid, dirinya ingin mengajak mahasiswa untuk berdiskusi lagi di kesempatan berikutnya untuk menambah teman dan informasi pengetahuan.

“Kami ingin mengajak teman-teman di luar komunitas kami untuk datang dalam diskusi untuk menambah teman dalam diskusi kami.” pungkasnya.